BSIP Kepri Dampingi Petani Penerap dalam Pengamatan Padi Fase Vegetatif
Bintan – Bertempat di lahan Ali Aspan, Ketua Kelompok Tani Poyotomo Makmur, Desa Sri Bintan, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Tim Kegiatan Perbenihan Padi Terstandar Kelas Benih Pokok (SS) mendampigi petani penerap dalam melakukan pengamatan pertumbuhan padi fase vegetatif. Lahan seluas 1,5 hektar tersebut ditanami padi varietas Inpari IR Nutri Zinc, dengan target produksi kelas benih pokok (label ungu) sebanyak 3 ton benih bersertifikat.
Mengawali pengamatan, Tim menyampaikan tujuan dari tahapan ini. Pada umur 21-49 hari setelah tanam (HST), tanaman padi berada pada fase pembentukan anakan, yang merupakan periode penting untuk menentukan potensi hasil panen. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendampingan secara intensif untuk mengevaluasi kondisi pertanaman padi, termasuk nutrisi tanaman, ketersediaan air, pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan gulma. Selain itu, pengamatan fisik seperti jumlah anakan dan tinggi tanaman juga penting untuk memastikan pertumbuhan yang sehat. Pendampingan ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman diperhatikan dengan seksama, sehingga petani dapat mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil panen.
Hasil pengamatan menunjukkan, tanaman padi varietas Inpari IR Nutri Zinc terpantau tumbuh dengan baik. Umur tanaman yang baru mencapai 30 hari setelah tanam (HST) menunjukkan rata-rata tinggi tanaman dengan pola jajar legowo 2:1 memiliki rata-rata 54,30 cm dengan jumlah anakan 16 per rumpun. Sedangkan pola jajar legowo 4:1 memiliki rata-rata 51,56 cm dengan jumlah anakan 15 per rumpun.
Berdasarkan hasil rekomendasi Tim Monitoring BSIP Kepri sebelumnya terkait adanya serangan hama orong–orong dan penyakit bercak coklat pada tanaman padi, hasil pengamatan di lapangan untuk serangan hama orong-orong sudah hampir tidak ada setelah petani menabur dolomit dan menjaga pola air. Sedangkan bercak coklat sudah mulai pulih setelah dilakukan pemupukan susulan pertama dengan pupuk urea serta penyemprotan fungisida yang rutin oleh petani. Namun demikian penanggung jawab kegiatan, Jonri Suhendra Sitompul S.P. menyarankan kepada para petani agar secara rutin melakukan pemantauan terhadap perkembangan pertumbuhan tanaman padi. “Jika ditemukan gejala serangan OPT, segera lakukan tindakan pengendalian yang tepat. Serangan OPT dapat menghambat pertumbuhan tanaman bahkan menyebabkan gagal panen jika tidak segera ditangani.”, ujar Jonri.
Dengan pendampingan intensif dalam menerapkan SNI IndoGAP mengenai Cara Budidaya Tanaman Pangan yang Baik (SNI 8969:2021) dari BSIP Kepulauan Riau, diharapkan tanaman padi dapat tumbuh optimal dan menghasilkan panen yang melimpah. Hal ini akan membantu mencapai target yang diinginkan, yaitu benih terstandar dan bersertifikat.